Loading Now

USAHA KEBUN SEMINARI

Usaha kebun seminari sudah lama dikembangkan, bahkan jauh sebelum seminari didirikan, yakni tahun 1922, ketika Br. Gallus v.d. Lith menanganinya. Di tangan para misionaris SVD ini, Mataloko dikenal sebagai daerah penghasil sayur dan ternak. “Peternakan berkembang, sudah ada mentega dan susu, kebun menghasilkan berbagai macam sayur, 2 kali setahun kami panen kentang, juga kami tanam gandum”, tulis P. Ettel, SVD pada tahun 1926 (Sejarah Gereja Katolik Indonesia, 3b, hal. 1180).

Begitulah, dari tahun ke tahun, kebun seminari menghasilkan sayur-mayur untuk kepentingan ratusan siswa dan para formator. Pada tahun-tahun belakangan ini, kebun dikelola para siswa sendiri di bawah tanggungjawab seorang imam, Rm. Sil Edo, Pr.

1-2-300x202 Kebun Seminari

Rm. Sil Edo, Pr bersama para siswa di kebun seminari

Pada tanggal 5-7 Oktober 2015 diadakan pelatihan berkebun bersama Komisi PSE KWI, yang dihadiri oleh seluruh siswa seminari, para formator dan para guru.

2-300x193 Kebun Seminari

3-300x193 Kebun Seminari

4-300x194 Kebun Seminari

5-300x194 Kebun Seminari

7-300x226 Kebun Seminari

8-300x227 Kebun Seminari

Pembuatan pupuk bokasi oleh para siswa

9-300x227 Kebun Seminari

10-300x224 Kebun Seminari

Panen sayur

11-300x226 Kebun Seminari

12-300x237 Kebun Seminari12-300x233 Kebun Seminari

Panen Raya jagung di kebun seminari, Oktober 2017

13-1-300x231 Kebun Seminari

14-300x221 Kebun Seminari

15-300x226 Kebun Seminari

Penanaman kopi Arabika di kebun seminari. Ini merupakan usaha baru setelah perkebunan Malanuza ditangani langsung oleh Keuskupan.16-300x225 Kebun Seminari

17-300x229 Kebun Seminari

Capture-2-300x226 Kebun Seminari

Traktor bantuan Pemerintah untuk pengelolaan kebun