English Room, Moveable Classroom

Spread the love

Jurnalisme Siswa

English Room,

Moveable Classroom

 

English Room a­dalah salah satu tempat yang paling digemari se­minaris. English Room adalah mo­veable classroom karena pada saat kita belajar kita bebas begerak, tidak terpaku pada kursi. English Room memang kelas tanpa kursi.

Di English Room ke­giatannya menarik, ka­rena penuh permainan, musik dan gerak. Di sana juga, kami sering teng­gelam dalam laptop masing-masing. Kata RD. Nani Songkares, peng­­gagas English Ro­om, tempat ini adalah self-access Centre, tem­pat kami bebas me­ngembangkan diri.

English Room di­kem­­bangkan pertama kali pada tahun 1999. Lokasi  per­tama English Room ber­ada di Unit C, sebuah kom­­pleks ba­ngunan khu­­sus untuk para pem­bina. Ruang itu sekarang telah dialihkan men­jadi ruangan BK yang baru, sebelah barat kompleks SMP, di sam­ping kapela SMP.

Tahun 2000/2001 Eng­lish Room dipindah­kan ke sebelah utara ka­mar makan. Ruangan  i­tu dulunya adalah pang­gung, kemu­dian men­jadi ruangan kelas KPB, sebelum menjadi Eng­lish Room. Di sebe­lah utaranya ada kamar RD. Nani. Dulunya tem­pat itu adalah gudang penyimpan alat-alat ke­se­nian, atau Sanggar Artes. Sekarang Eng­lish Room berusia 18 ta­hun.

Alasan didirikannya  English Room adalah  karena pada waktu RD. Nani bekerja pertama kali di Seminari, Bahasa Inggris menjadi pela­jaran yang menakutkan bagi para siswa, dan nilai Bahasa Inggris dari tahun ke tahun rendah.

Karena hal inilah Rm. Nani dan guru-guru bahasa Inggris berpikir untuk mendirikan Eng­lish Room, semacam pu­sat pengembangan baha­sa Inggris, atau labo­ratorium bahasa di Se­minari. Sejak saat itu memang  siswa Semi­nari semakin termotivasi belajar Bahasa Ing­gris, bermain dan berkreasi dengan bahasa Inggris. Banyak kegiatan diran­cang di tempat ini: Eng­lish Night, Berchmawan News, English Club, Eng­lish Camp, dan lain-lain. Banyak siswa me­mandang bahasa Ing­­gris a piece of cake,  ar­tinya gampang dan enak se­perti sepotong kue. “Ba­nyak yang jatuh cinta dengan bahasa Ing­gris,” ujar RD. Nani. Bahkan, untuk siswa SMA, Eng­lish Room adalah zona bahasa Inggris. Artinya, kalau mereka datang ke ruangan ini, mereka wajib berbicara bahasa Inggris.

English Room ini banyak fungsinya. Ba­nyak siswa belajar ba­hasa Inggris di sini, tapi juga ada kegiatan-ke­giatan lain, seperti ke­giatan Osis, pertemuan-pertemuan, juga kegiat­an jurnalistik SMP dan SMA dengan format ‘Kompas’.

Usaha RD. Nani di­bantu oleh teman-te­man dari Ja­karta dan pa­ra relawan. Ada banyak sum­­bangan  pa­ra rela­wan buat Eng­lish Room ini. Contoh­nya, karpet, lemari 3 buah, LCD ser­ta la­yarnya, laptop dan ma­sih banyak lagi. Se­mua­nya ini mahal na­mun orang dengan tulus hati menyumbang demi ke­pen­tingan calon i­mam.


Kegiatan di English Room tidak hanya di­khu­suskan bagi siswa seminari, tetapi juga siswa dari sekolah lain. “Kami senang be­lajar di English Room. Ka­mi belajar dengan be­bas, dan cepat menger­ti,” ungkap Nona Rego, se­orang siswi Kartini. Hal serupa disampaikan te­man-teman lainnya da­ri Kartini. “Kami tidak canggung bicara dengan orang lain, kami merasa lebih percaya diri”, ujar Juan Ndona, siswa kelas IX. Siswa bergerak bebas karena English Room itu moveable.

Yohan Tongo – Kelas IX

Comments are closed.