Tiga mahasiswa/i Politeknik St. Wilhelmus Boawae, yakni Magdalena Dhema (23), Maria Winfrida Wua Dhema (22), dan Servasius Podhi (23), dari jurusan Nutrisi Peternakan menjalani praktik lapang di Seminari Mataloko selama tiga bulan terhitung 27/02/2018 silam.
Ditemui saat bekerja di kandang babi di Tanjung, Seminari Mataloko, ketiganya mengaku sangat bergembira berada di tengah komunitas seminari. Fokus praktik lapang adalah pada teknik pengolahan pakan dan pengaruhnya pada perkembangan ternak serta manajemen pemeliharaan ternak babi.
Ketiganya berharap, selain belajar menerapkan ilmunya dalam karya nyata, kehadiran mereka membawa manfaat bagi pengembangan usaha ternak babi di lembaga pendidikan calon imam ini. Harapan lainnya, di masa mendatang usaha ini dapat makin berkembang mengingat ketersediaan kandang yang luas walau dibutuhkan renovasi karena dimakan usia, ketersediaan air dan pakan alami yang cukup.
Bagian dari Kewirausahaan Sekolah dan Pelayanan Masyarakat
Usaha ternak adalah bagian kewirausahaan SMP dan SMA Seminari, yang peruntukkannya adalah pemenuhan kebutuhan komunitas seminari dan pelayanan kepada masyarakat sekitar.
Para siswa membutuhkan asupan protein yang cukup untuk kesehatan tubuhnya yang, tentu saja, berpengaruh bagi kesehatan mental dan ketahanan belajar. Kecuali tahu, ikan dan telur yang rutin disuguhkan setiap hari, mereka mendapatkan lauk berupa daging babi.
Masyarakat sekitar mendapat pelayanan dari usaha ternak ini. “Sejauh ini masyarakat sangat terbantu, baik yang membutuhkan babi besar maupun breeding atau babi untuk pengembangbiakan. Bahkan Pemerintahpun mendapatkan pasokan babi untuk kelompok-kelompok ternak babi di tengah masyarakat”, ungkap Rm. Seli Fe, Pr, penanggungjawab kandang babi.
Pelayanan kepada masyarakat melalui penyediaan babi besar dan breeding adalah hal baru yang dikembangkan dalam usaha ternak ini. Sudah lama usaha ternak babi dijalankan, bahkan sejak zaman para misionaris SVD, tetapi perhatiannya lebih untuk kebutuhan ke dalam.
Mengapresiasi peran sosial usaha ternak babi ini, Pemerintah memberikan perhatian besar khususnya melalui penyediaan induk babi dan pejantan. “Bapak gubernur sendiri menyalurkan bantuan dan berkenan mengunjungi ternak babi di Tanjung”, jelas Rm. Seli.
Butuh Renovasi Kandang
Kendala yang dialami saat ini adalah keadaan kandang yang terlihat tua, lapuk, dan kurang sehat bagi pertumbuhkembangan babi. “Kita membutuhkan renovasi kandang secara menyeluruh khususnya kandang induk babi sehingga semakin banyak induk babi yang tertampung dalam kandang yang memadai. Renovasi itu mendesak, karena kandang yang ada adalah warisan para misionaris SVD sejak tahun 1920-an, yang saat itu dibangun lebih untuk pemenuhan kebutuhan ke dalam. Saat ini, ketika pelayanan sosial kepada masyarakat menjadi salah satu perhatian penting, misalnya dengan penyediaan induk babi dan breeding, sangat dibutuhkan adanya kandang babi yang sehat”, jelas Rm. Seli.
Rm. Seli Fe, Pr, memandang usaha ternak babi sangat prospektif ke depan. “Dengan manajemen yang baik, penyediaan makanan yang cukup, dan didukung kandang yang sehat, wirausaha sekolah di bidang ini menjanjikan dan kebutuhan masyarakat semakin terlayani”, tambahnya penuh semangat.
Selain usaha ternak babi, seminari juga mengupayakan ternak sapi. Usaha ternak sapi sangat mungkin dilakukan karena ketersediaan rumput king grass yang melimpah.
Saat ini terdapat 9 ekor induk sapi dan pejantan yang merupakan bantuan Komisi PSE KWI. Sebelum ini, beberapa ekor sapi piaraan siswa SMPS Seminari telah terjual (Nani).