Lembaga pendidikan calon imam SMP/SMA Seminari St. Yohanes Berkhmans Todabelu Mataloko membuka tahun pelajaran 2018/2019 dengan menggelar sidang komite yang dilaksanakan pada Sabtu (21/7/18). Sidang yang dihadiri oleh ratusan orang tua/wali seminaris ini membahas beberapa hal di antaranya laporan pertangggungjawaban penyelenggaraan pendidikan Seminari pada periode yang lama sekaligus membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Seminari.
Praeses Seminari, Rm. Gabriel Idrus, Pr dalam sapaan awalnya menegaskan bahwa pertemuan komite adalah program rutin tahunan yang diselenggarakan Seminari sebagai bentuk tanggung jawab pihak pengelola Seminari dan orangtua pada penyelenggaraan pendidikan calon imam. Pertemuan komite baginya adalah kesempatan emas bagi orang tua untuk merapatkan barisan dan berbagi sukacita di antara mereka. “Bagi saya, Selain sebagai acara rutin tahunan, sidang komite juga menjadi sarana bagi para orang tua untuk merapatkan barisan, tempat berbagi cinta satu sama lain, demi gereja, demi anak-anak kita (baca: seminaris) dan pada akhirnya berkiblat pada tegaknya Kerajaan Allah di dunia ini,” demikian Rm. Gabriel Idrus, Pr memberi penegasan di awal pertemuan.
Lebih lanjut, Praeses yang sekaligus kepala SMA seminari ini menyebutkan bahwasannya, semua yang dikerjakan orang tua dan semua yang diusahakan dalam rahmat Tuhan selama ini dan di masa yang akan datang, turut membantu anak-anak untuk senantiasa selalu bertumbuh dan merawat panggilan mereka.
Merawat Panggilan
Pendidikan Seminari pada hakikatnya mengarahkan calon imam untuk mencintai panggilan dan mengusahakan pertumbuhannya. Keseluruhan proses formasi sebenarnya berjalan ke arah ini. Karena itu, bagi Rm. Beny Lalo, Pr, pembinaan di seminari memberikan kekhasan justru karena ia memperhatikan bukan hanya aspek intelektual melainkan perkembangan kepribadian secara keseluruhan.
Adapun proses pendampingan seorang calon imam di seminari Mataloko berlangsung selama 24 jam dengan memperhatikan beberapa aspek formasi seperti Sanctitas (kerohanian), Sapientia (kebijaksanaan), Scientia (pengetahuan), Sanitas (kesehatan) dan Socialitas (berjiwa Sosial). Seluruh aspek pembinaan yang ada merupakan kontekstualisasi dari 12 living values yang dibentuk oleh PBB sebagai nilai dasar kehidupan di antara sesama manusia. Melalui lima aspek formasi yang ada, seminaris yang memberikan dirinya untuk dibentuk di Seminari Mataloko ditempa agar kini dan kelak dapat menjadi pribadi yang cinta damai, rendah hati, penuh kasih sayang, berjiwa toleransi dan memiliki spirit penghargaan, Kejujuran, kerja sama, tanggung jawab serta kesederhaan untuk berbagi dalam persahabatan. Pembinaan di seminari pada prinsipnya menekankan asas kebebasan demi sebuah kebahagiaan pribadi dan sesama.
Lima aspek formasi atau yang sering disingkat menjadi 5S ini berjalan seimbang dalam satu hari kehidupan seorang seminaris pada panti pendidikan calon imam Seminari Mataloko mulai dari bangun pagi hingga istirahat malam. Untuk itu, seminaris bukan hanya belajar dalam ruangan melainkan keluar dan mengakrabkan diri pada tanah yang memberikan kehidupan. “Belajar merawat tanah juga menjadi kesempatan bagi seminaris untuk mencintai panggilannya sendiri. Sebagaimana tanah akan subur ketika dijga dan dipelihara, demikianpun halnya dengan panggilan hidup seorang calon imam akan tumbuh dengan subur jika dirawat dan disiram dengan air rohani,” demikian Romo Sil Edo, Pr menambahkan.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Seminari
Sidang Komite ditutup dengan pengesahan Rancangan anggaran Pendapatan dan Belanja Seminari. Adapun Penyusunan Rancangan APB seminari mengacu pada Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga Komite Sekolah SMP dan SMA Seminari. AD dan ART tersebut didasarkan pada Permendikbud No. 75 tahun 2016 tentang Revitalisasi Komite Sekolah dan mempertimbangkan Perpres No. 87 tahun 2016 tentang aturan Pungli.
Rapat pengesahan anggaran dipimpin langsung oleh ketua Komite Seminari Mataloko, Yohanes C.W. Ngebu. Bapak Yohanes menggarisbawahi pentingnya kontribusi komite dalam pembangunan seminari. Setelah dipertimbangkan secara bersama, dan atas izin anggota komite, maka Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Seminari kemudian disahkan dan ditetapkan menjadi APBS untuk digunakan selama satu tahun pelajaran yang akan datang. Sidang komite akhirnya ditutup oleh Praeses seminari.
Dalam kata penutupnya, Praeses Seminari meminta bantuan doa dan dukungan dari komite sekolah, “Di hari-hari yang akan datang, ada banyak rencana besar yang akan dilakukan oleh Seminari. Karena itu, kami meminta partisipasi dari orangtua untuk masuk dalam irama yang sama dan marilah kita saling membantu dan doakan untuk kerja-kerja besar di hari-hari yang akan datang,” ungkapnya.
Fr. Deni Galus, SVD